INOVASI PT GAG NIKEL:
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN UNTUK
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT RAJA AMPAT

Pesona keindahan alam Raja Ampat telah menggaung ke seluruh dunia, tak terkecuali Pulau Gag, yang menjadi bagian dari salah satu distrik di kabupaten itu, Distrik Waigeo Barat Kepulauan. Pulau yang menjadi batas terluar Kabupaten Raja Ampat dengan Maluku Utara itu menjadi lokasi pertambangan dari PT Gag Nikel.

Berdampingan dengan sektor pariwisata, terlebih kawasan Raja Ampat juga merupakan kawasan penting bagi konservasi laut, karena berada di jantung segitiga karang dunia, PT Gag Nikel memiliki komitmen penuh pada kegiatan pertambangan berwawasan lingkungan. Bukti komitmen tersebut ada pada salah satu misi yang diusung, yaitu melaksanakan praktek bisnis, konservasi lingkungan, dan program PPM (Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat) berkelanjutan untuk memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan.

Menyadari betul bahwa proses pertambangan memiliki batas waktu operasi, PT Gag Nikel menitikberatkan upaya pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan, agar dijalankan secara mandiri di masa depan. Sekalipun kini sebagian besar masyarakat lokal bekerja untuk perusahaan pada berbagai divisi yang ada, namun besar harapan ketika selesai masa operasi nanti, masyarakat tidak perlu kesulitan beradaptasi. Masyarakat diharapkan sudah tangguh secara mandiri dan bisa menjalankan mata pencaharian yang baru, yang sudah dikembangkan dimulai sejak saat ini.

Sehingga, sekalipun baru beroperasi kurang dari tujuh tahun, PT Gag Nikel sudah memberikan banyak sekali dampak positif bagi masyarakat. Baik masyarakat lokal Pulau Gag, pulau-pulau atau kampung- kampung sekitar di dalam Kabupaten Raja Ampat, Papua Daratan, maupun Indonesia bagian lain, datang untuk turut mengadu nasib di sini. Tidak hanya pada kegiatan utama pertambangan, namun masyarakat juga berperan penuh dalam upaya lain, salah satunya revegetasi.

Masyarakat tak hanya dilatih dalam proses pembibitan, namun juga dilibatkan dalam proses penanaman bibit tersebut pada lahan pasca tambang. Lahan yang telah selesai diambil lapisan ultramafiknya, ditutup kembali dengan lapisan top soil, yang sebelumnya dipindahkan untuk proses penggalian. Kegiatan revegetasi ini juga menjadi mata pencaharian baru bagi masyarakat sekitar.

Kunjungan Majelis Rakyat Papua (MRP) di PT Gag Nikel

Senin, 13 Juni 2022, PT Gag Nikel menerima kunjungan dari Majelis Rakyat Papua (MRP) perwakilan Raja Ampat, yaitu Bapak Yulianus Thebu dan Ibu Kristy Ayello di Pulau Gag. Selain mengunjungi situs pertambangan untuk melihat proses penambangan hingga produk tanah dengan kandungan Nikel yang siap diangkut ke kapal, mereka juga diajak menyaksikan pengelolaan kawasan tambang yang berwawasan lingkungan, dengan melakukan proses penanaman pohon pada lahan pasca tambang.

 

Tanaman yang ditanam pasca tambang di PT Gag merupakan tanaman asli kawasan tersebut, sesuai data yang dimiliki pada saat eksplorasi. Namun ada permintaan khusus oleh Gubernur Mandacan yang sempat berkunjung ke salah satu kawasan reklamasi PT Gag, agar lahan itu juga ditanami dengan tanaman buah. Kawasan itu kemudian diberi nama sebagai “Bukit Mandacan”.

“Sebagai perempuan asli Raja Ampat, saya berharap suatu hari nanti anak cucu saya bisa datang ke tempat ini dan menyaksikan kawasan ini tidak tandus dan ada pohon yang menghasilkan buah” ujar Ibu Kristy yang berantusias dalam kegiatan ini.

Selain itu, rombongan juga diajak untuk mengunjungi langsung lokasi konservasi penyu di Tuturuga Beach, yang dikelola oleh Kelompok Nelayan Minyenfen. Kelompok tersebut melakukan konservasi dan penangkaran Penyu di Pulau Gag.

Penyu melakukan proses bertelur secara alami di pantai tersebut. Telur-telurnya kemudian diambil dan dikubur kembali di lokasi yang aman dari hewan liar. Setelah menetas, tukik-tukik kemudian dipelihara di dalam bak-bak berisi air laut dan diberi pakan berupa ikan. Setelah berusia 1-3 bulan, tukik-tukik tersebut siap untuk dilepaskan.

PT Gag Nikel mendampingi secara penuh kelompok binaan ini. Tak tanggung-tanggung, untuk keseriusannya, Program PPM Gag Nikel juga memfasilitasi pengelola melakukan studi banding ke Teluk Benoa – Bali, agar pengelola mendapatkan pengalaman dan bayangan kongkrit untuk menjalani kegiatan ini.

Lokasi penangkaran ini dibuka untuk umum. Siapapun yang mau mengunjungi kawasan ini, hanya dikenakan tarif sebesar Rp 5.000,- per orang. Untuk pelepasan penyu, setiap tukik dikenakan biaya adopsi sebesar Rp 250.000,- – Rp 500.000,- tergantung ukuran penyu yang dilepaskan.

Sebelumnya, kawasan Pulau Gag dan sekitarnya merupakan lokasi penangkapan penyu liar. Kegiatan tersebut rutin dilakukan oleh masyarakat asli Raja Ampat yang menggunakan penyu sebagai hidangan istimewa untuk perayaan hari besar maupun upacara adat.

Yulianus Thebu mengisahkan bahwa sulitnya memperoleh penyu, yang biasanya hanya bisa diambil dengan mengarungi lautan terlebih dahulu dan tak jarang harus menyelam tanpa peralatan, kemudian menjadi simbol ketangguhan seorang laki-laki. Itu yang mungkin membuat penyu menjadi khas pada pesta perkawinan dan hari-hari istimewa lainnya. Bahkan beredar mitos mengonsumsi daging penyu ada kaitannya dengan kejantanan, sekalipun tidak terbukti secara saintifik.

Menyaksikan langsung proses penangkaran Penyu dan melakukan tanya jawab dengan pengelola membuat Pak Yulianus Thebu, yang sempat menjabat sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Raja Ampat itu berulang kali berdecak kagum. Beliau kemudian turut memberikan masukan dan arahan bagi pengembangan penangkaran penyu ini kedepannya.

“Sekalipun perjalanan masih panjang, akan tetapi ini merupakan inovasi luar biasa dari Gag Nikel, yang telah berkontribusi pada upaya konservasi penyu di Raja Ampat. Mungkin kita juga bisa lihat kedepannya, apakah ini bisa menjadi potensi untuk menjawab permasalahan penangkapan penyu untuk upacara adat oleh masyarakat asli Raja Ampat” ujar Yulianus Thebu sebelum bertolak ke Lokasi Persebaran Penyu Bertelur, tempat tukik-tukik dilepaskan.

Perusahaan Tambang Berwawasan Lingkungan

 

Menyadari betul lokasinya yang sangat strategis, baik sebagai kawasan pariwisata unggulan, maupun kawasan konservasi penting di mata dunia, PT Gag Nikel tidak ingin berhenti berjuang demi masyarakat Raja Ampat untuk dapat memanfaatkan sumberdaya alam mineral yang melimpah di daerahnya. Hal tersebut menjadikan Gag Nikel sebuah perusahaan yang berkomitmen pada proses pertambangan berwawasan lingkungan. Dalam hal ini, seluruh perizinan dilakukan dengan benar dan tidak ingin menyalahi aturan yang berlaku di Indonesia.

Pengelolaan lahan seluas 603 Ha, yang merupakan 10% dari luas Pulau Gag, juga dilakukan secara hati- hati. Tanah top soil dipindahkan dan disimpan dengan benar untuk digunakan kembali. Vegetasi di atasnya, juga dijadikan kompos. Dan salah satu yang paling serius adalah bagaimana PT Gag Nikel memperhatikan betul kualitas air sungai di dalam pulau, maupun laut disekitar pulau, dimana jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi wisata istimewa Raja Ampat, yaitu Wayag.

Kolam-kolam endapan dibangun berlapis untuk memastikan tidak ada kandungan berbahaya atau beracun lepas ke alam dan mengubah tatanan ekosistem di pulau tersebut. Pengecekan kualitas air

dilakukan setiap hari dan secara berkala diuji laboratorium, untuk melihat baku mutu air limpasan tersebut. Setelah baku mutu berada pada kategori aman, baru air dilepas ke alam.

Sekalipun sudah memiliki standar kualitas air yang baik, PT Gag Nikel juga melakukan upaya tambahan dengan memasang shiled protector di teluk tempat bersandarnya kapal-kapal tongkang dan di dekat muara tempat air limpasan. Hal tersebut merupakan upaya selanjutnya untuk berjaga-jaga apabila masih ada endapan yang lepas atau mungkin tumpahan minyak yang terjadi tidak sengaja, dan berpotensi menurunkan kualitas air disekitar pulau.

Mengulang apa yang katakan oleh bapak Yulianus Thebu, bahwa perjalanan masih panjang. Akan tetapi PT Gag Nikel telah memulai langkah inovatif ini, demi mewujudkan mimpi besar, untuk melakukan proses pertambangan yang turut mendukung upaya konservasi alam dan memberikan manfaat jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan di dalam maupun disekitar Pulau Gag.

 

WhatsApp chat